Rabu, 27 Mei 2015



Tuhan, Aku Lelah Ingin Beristirahat! 


Oleh : Agustinus Widyawan

Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan citra-Nya dengan tujuan yang baik adanya. Tujuannya ialah untuk merawat dan berkasa atas segala sesuatu yang tela Ia ciptakan (bdk Kej 1: 26). Tuhan menciptakan setiap pribadi manusia dengan tujuan masing – masing. Ia ingi melakukan pekerjaan luar biasa di duniamelalui manusia yang Ia ciptakan. Pekerjaan – pekerjaan tersebut sudah Ia tulis dalam kitab-Nya yaitu pada hari – hari yang akan dibentuk oleh-Nya (bdk Mzm 139 : 16)

Pada mulanya manusia diciptakan dari debu tanah (bdk Kej 2 : 7). Debu tanah yang dijadikan oleh Tuhan itu kita sebut daging. Daging merupakan rupa fisik dari manusia. Dan fisik tersebut pasti memiliki keterbatasan dan titik lemah. Hal ini dikatakan oleh Yesus dalam Matuis 26 : 4 “Roh memang penurut, tetapi daging lemah”.

Dalam kehidupan manusia, keadaan fisik pasti akan melemah dan merasa lelah. Bukan hanya fisik, tetapi jiwa, perasaan, dan pikiran uga pasti pernah merasa lelah. Lelah merupakan keadaan terkurasnya energi karena melakukan suatu kegiatan fisik maupun mental. Manusia hidup untuk menjalankan panggilan Tuhan, dan lebih spesifik menjalankan rencana, dan keinginan Tuhan. Untuk menikuti kehendak Tuhan, sangatlah dituntut pengorbanan diri yang meliputi fisik dan mental. Hal tersebut disebutkan oleh Yesus dalam Matius 16 : 24 “Lalu Yesus berkata kepada murid – murid- Nya ‘Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan menikuti Aku.’” Dan dilanjutkan dalam Matius 10 : 38 “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku.” Memanggul salib merupakan resiko yang harus dilakukan atas puilihan kita, ikut Yesus atau tidak. Barangsiapa mengikuti Yesus dan kehendak-Nya dengan sungguh – sungguh dan setia, salib itu akan semakin berat. Pada saat itu, kita sebagai manusia merasa lelah dan mengatakan, “Tuhan , aku lelah ingin beristirahat.”

Hal ini merupakan hal yang wajar bagi seorang manusia yang hanya memiliki fisik (dari daging yang lemah) dan mental masing – masing yang berbeda. Ungkapan lelah ini merupakan sikap rendah hati manusia yang menyatakan bahwa manuisa memiliki keterbatasan terutama pada fisiknya.

Lalu, apakah Tuhan akan menjawab ungkapan lelah kita?

Jawabannya YA! Ia mendengar, memperhatikan dan memberi jawabannya kepada kita. Tuhan meminta kita agar selalu sabar dalam menerima cobaan pada salib ini. Kita bisa lihat pada Sir 3 : 15 “Pada masa pencobaan engkau akan diingat oleh Tuhan, maka dosamu lenyap seperti air beku kena matahari”. Bukan hanya itu jawaban dari Tuha. Tuhan memberikan jawaban yang paling besar dalam diri Yesus dalam Mat 11 : 28 “Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, dan Aku akan memberimu kelegaan.”

Apabila kita mampu menanggapi jawaban dari Tuhan, maka kita pun pasti mampu mencapai tujuan, rencana, dan kehendak Tuhan. Hal itu kita sebut dengan keberhasilan. Kelelahan merupakan bayaran yang layak atas pilihan kita, dan keberhasilan merupakan kepuasan dari kelelahan yang kita alami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar